Efektif pada 31 Agustus 2024, Perubahan Data Kontak & Perubahan Alokasi Dana Investasi dialihkan melalui MiAccount. Informasi Selengkapnya.

Selengkapnya

Efektif pada 31 Agustus 2024, Perubahan Data Kontak & Perubahan Alokasi Dana Investasi dialihkan melalui MiAccount. Informasi Selengkapnya.

Selengkapnya
Lewati ke konten utama Lewati ke konten notifikasi
Back

Apa Itu Asuransi Penyakit Kritis dan Siapa yang Harus Punya?

Tak ada satu orang pun yang bisa memprediksi kapan atau penyakit apa yang bakal menyerang di masa depan. Bahkan risiko terserang penyakit akan tetap ada, dan bisa datang kapan saja meski orang tersebut sudah menerapkan gaya hidup sehat.

Bukan rahasia lagi bila biaya pengobatan penyakit tidaklah murah. Sekedar informasi saja, menurut data Mercer Marsh Benefits di 2019 memprediksi, bahwa Indonesia memiliki inflasi atau kenaikan biaya medis sampai dengan 11 persen tiap tahunnya.

Dengan kenaikan biaya medis ini, menjaga kesehatan dan mempersiapkan diri dari kemungkinan mengidap penyakit kritis di masa depan menjadi langkah yang sangat penting.

Lalu, apa saja contoh penyakit kritis yang paling umum?

 

Jenis-Jenis Penyakit Kritis

Sebelum kita membahas lebih lanjut seputar asuransi penyakit kritis, ada baiknya kita kenali dulu apa saja sih yang termasuk dalam penyakit kritis itu?

Menurut data Riset dan Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018). Penyakit kritis ada beberapa macam, di antaranya adalah:

1. Stroke

Stroke terjadi ketika adanya gangguan dalam pasokan darah ke otak. Melansir salah satu artikel di situs Hellosehat, disebutkan bahwa biaya pengobatan stroke bisa mencapai sekitar Rp 150 juta hingga Rp450 juta. 

2. Kanker

Penyakit kritis kedua yang menyebabkan kematian tertinggi adalah kanker. Kanker sejatinya adalah istilah lain dari tumor ganas di beberapa bagian tubuh, yang bisa menimpa semua orang dan semua golongan umur.

Biaya berobat kanker juga gak murah. Menurut Dirut RS Kanker Dharmais Jakarta, biaya pengobatan pasien pengidap kanker harus menjalani berbagai rangkaian pengobatan seperti kemoterapi, imunoterapi, hingga operasi. Dan juga pasien harus mendapat dukungan fasilitas penunjang seperti CTScan dan transfusi darah, yang jika ditotal bisa menelan biaya hingga Rp 300 juta.

3. Diabetes 

Diabetes merupakan suatu jenis penyakit metabolisme kronis yang disebabkan karena berkurangnya efektivitas insulin. Jika terluka, pasien diabetes juga sulit disembuhkan, sehingga tak jarang, mereka harus menjalani proses amputasi yang menelan biaya hingga sekitar Rp 150 juta. 

4. Jantung

Gangguan dari penyakit jantung memang cukup beragam, mulai dari gangguan pembuluh darah, irama, katup dan lainnya. Biaya pengobatan jantung juga bervariasi, namun yang jelas bisa menyentuh sekitar Rp250 juta. 

5. Penyakit Kritis Lainnya

Tentu saja, masih ada beberapa penyakit kritis selain empat penyakit di atas yang harus kita waspadai. Beberapa penyakit kritis lainnya adalah gagal ginjal, gangguan saraf akut, hepatitis, meningitis, hingga HIV/Aids. 

Bayangkan saja, ketika seseorang terkena penyakit kritis maka akan ada beberapa risiko yang muncul di kemudian hari. Dua risiko terberat dari penyakit ini adalah ketidakmampuan mencari nafkah dan meninggal dunia. 

Apa jadinya, jika si pencari nafkah terjangkit penyakit ini di saat usianya masih produktif? Tentu saja, keluarga akan terbebani secara finansial. 

 

Oleh sebab itu, memiliki asuransi penyakit kritis menjadi sebuah kebutuhan, untuk melengkapi asuransi kesehatan. Asuransi penyakit kritis akan melindungi kita dari kerugian finansial akibat biaya pengobatan penyakit ini.

Seperti apakah kriteria asuransi penyakit kritis yang baik? Bagaimana cara memilih asuransi agar tepat guna bagi kita? Mari simak penjelasannya di bawah sini.

 

Kriteria Yang Perlu Diperhatikan Dari Asuransi Penyakit Kritis

1. Cakupan Perlindungan Luas

Asuransi penyakit kritis yang baik seyogyanya memiliki cakupan perlindungan yang cukup luas. Semakin banyak jenis penyakit kritis yang menjadi cakupan perlindungan, maka ini menunjukkan makin lengkapnya perlindungan yang bisa diberikan oleh asuransi tersebut.

Setiap orang tentunya memiliki riwayat kesehatan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, ancaman penyakit kritis yang kita alami pun tidak bisa disamakan. Penting sekali untuk mengenali jenis-jenis penyakit kritis yang masuk dalam cakupan perlindungan sebuah asuransi.

2. Manfaat Jika Meninggal Dunia

Tanpa adanya manfaat meninggal dunia, tentu saja sebuah asuransi penyakit kritis bisa dikatakan kurang lengkap. Manfaat ini akan sangat berguna bagi keluarga yang ditinggalkan, agar dapat melanjutkan hidup dengan layak..

Ketika seorang kepala keluarga tidak terlindungi dengan asuransi ini dan meninggal dunia karena salah satu penyakit kritis, maka besar kemungkinan dana darurat akan digunakan untuk membayar biaya pengobatan selama sakit, hingga menjual aset demi membayar biaya-biaya tersebut..

Setelah itu, keluarga yang ditinggalkan pun akan kehilangan pendapatan hingga aset, hingga akhirnya standar hidup mereka jadi turun. Apa kabar jika keluarga yang bersangkutan masih memiliki utang? Beban keuangan mereka tentu bakal terasa amat berat. 

3. Proses Klaim Mudah

Proses klaim asuransi yang baik, tentunya harus mudah serta tidak bertele-tele. Ketika dokumen-dokumen klaim sudah lengkap, maka dalam jangka waktu tertentu, uang pertanggungan akan sampai ke tangan keluarga Tertanggung.

 

Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis

Memilih asuransi ini tentu tidak bisa sembarangan. Apa jadinya jika kita salah dalam memilih asuransi? Keuangan kita jelas bisa terganggu lantaran kita terus membayar premi tapi perlindungan dari asuransinya gak tepat guna.

Berikut adalah tips memilih asuransi penyakit kritis yang harus Anda ketahui.

1. Kenali Diri Sendiri dan Penyakit Turunan

Langkah pertama tentu saja dengan cara mengenali diri sendiri dan mengetahui riwayat penyakit atau penyakit turunan. Penyakit keturunan sejatinya merupakan penyakit yang diwariskan dari salah satu atau kedua orangtua kepada anaknya.

Semua orang tentu ingin memiliki badan yang sehat, tapi penyakit keturunan ini umumnya sulit dihindari dan bisa menyerang kita di kemudian hari. Selain penyakit turunan, kenali pulalah riwayat kesehatan kita dengan baik. Sehingga kita bisa memahami risiko-risiko kesehatan kita di masa depan. 

2. Sesuaikan Premi Dengan Penghasilan

Semakin banyak cakupan perlindungan yang kita ambil dalam sebuah asuransi penyakit kritis, maka makin besar pula premi yang harus dibayarkan.  Ingat poin pertama di atas, kenali diri sendiri dan kenali pula penyakit-penyakit turunan dan penyakit lain yang berpotensi menyerang kita di masa depan serta sesuaikan kebutuhan mana yang bisa dicover dengan pendapatan kita. 

3. Pilih yang Terpercaya

Tak sedikit perusahaan asuransi yang menawarkan produk yang cukup menggiurkan dengan premi murah. Tapi apakah Anda yakin produk itu yang sesuai dengan kebutuhan Anda?

Memilih asuransi penyakit kritis tentunya harus selektif. Misalnya, MiUltimate Critical Care dari Manulife. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap50 jenis penyakit kritis, mulai dari kanker, stroke, gagal ginjal, alzheimer, jantung, hingga HIV. MiUltimate Critical Care juga akan memberikan manfaat bagi Tertanggung sebesar 160% total premi yang telah dibayarkan (selain premi tambahan) serta manfaat meninggal dunia.

Uang pertanggungan yang diberikan oleh MiUltimate Critical Care mulai dari Rp 200 juta. Sementara itu cara bayar preminya juga fleksibel, bisa dilakukan per bulan, kuartal, semester, atau pertahun.

 

Itulah hal-hal yang mesti Anda ketahui seputar asuransi ini. Intinya, tubuh yang sehat memang impian dari semua orang, tapi sehat finansial juga harus kita miliki.

Penyakit kritis dapat merenggut kemapanan keluarga kita pada masa yang akan datang. Jadi, salah satu cara paling efektif untuk melindungi finansial kita di masa depan adalah dengan memiliki proteksi penyakit kritis.

Pelajari Lebih Lanjut Mengenai Produk Asuransi Penyakit Kritis Manulife Indonesia

  • Saya

    Manulife

  • Saya setuju memberikan data pribadi Saya kepada Manulife Indonesia dan telah membaca Kebijakan Privasi Manulife Indonesia. Selanjutnya, Saya bersedia untuk dihubungi oleh Manulife Indonesia melalui media komunikasi pribadi Saya sesuai hari dan jam operasional yang berlaku di Manulife Indonesia.

  • Dengan ini Saya setuju memberikan data pribadi Saya kepada Manulife Indonesia dan Saya memberikan persetujuan kepada Manulife Indonesia untuk menghubungi Saya melalui media komunikasi pribadi Saya untuk memperoleh penawaran atas produk Manulife Indonesia dan/atau kegiatan pemasaran lainnya

  • Ini adalah kolom yang harus diisi
  • Terima kasih telah menghubungi Manulife Indonesia.

    Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.

     

    Siap Menunggu

    Error Page

    Wah, tampaknya ada yang salah!

    Error: 

    Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.

    Terima kasih telah menghubungi Manulife Indonesia.

    Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.

     

    Siap Menunggu

    Error Page

    Wah, tampaknya ada yang salah!

    Error: 

    Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.


    Tentang Manulife

    Manulife Indonesia melayani lebih dari 2,5 juta nasabah di Indonesia

    Selengkapnya


    Layanan

    Ketahui lebih lanjut mengenai Polis ataupun pengelolaannya.

    Selengkapnya


    Artikel

    Kumpulan artikel Manulife Indonesia.

    Lihat Artikel Lainnya