Saat bulan Ramadan, umat muslim menjalankan ibadah puasa dari fajar hingga terbenamnya matahari. Setelah menahan lapar dan haus selama berjam-jam, tiba saat yang ditunggu-tunggu yaitu, berbuka puasa. Momen berbuka puasa sering diwarnai dengan berbagai hidangan lezat sesuai dengan kesukaan masing-masing.
Di Indonesia, ada dua kubu saat menyantap menu berbuka puasa yakni tim yang memilih untuk makan takjil dulu, dan tim yang langsung menyantap makanan berat. Namun, sebenarnya manakah yang lebih baik?
Takjil dapat diartikan sebagai makanan atau minuman yang dikonsumsi sebagai menu berbuka puasa. Beberapa takjil berbuka puasa yang populer di Indonesia antara lain, kolak, gorengan, es buah, dan aneka kue tradisional. Sedangkan makanan berat adalah hidangan berupa makanan utama yang mengenyangkan. Adapun contoh makanan berat yang kerap menjadi menu berbuka puasa, yaitu nasi kuning, nasi padang, lontong sayur, mi goreng, dan kombinasi nasi dengan lauk pauk lainnya.
Perbedaan utama dari makanan berat dan takjil bisa dilihat dari komposisinya. Untuk takjil berbuka puasa, umumnya dihidangkan dalam porsi kecil. Berbeda dengan makanan utama yang langsung disajikan dalam porsi besar. Baik takjil maupun makanan berat keduanya selalu menjadi ide menu berbuka puasa yang disukai banyak orang.
Salah satu cara berbuka puasa yang baik adalah dengan makan secara perlahan dan tidak tergesa-gesa. Dari segi nutrisi dan manfaatnya untuk tubuh, setiap jenis takjil dan makanan berat memiliki nilai yang berbeda.
Salah satu pilihan takjil berbuka puasa yang tinggi nutrisi untuk kesehatan tubuh adalah kurma. Kandungan gula alami pada kurma dapat mengembalikan energi tubuh yang hilang selama berpuasa seharian. Beberapa contoh takjil sehat lainnya antara lain, bubur kacang hijau, buah segar, es kelapa yang dikonsumsi tanpa gula. Kunci utama dari menu berbuka puasa sehat adalah dengan mengonsumsi makanan atau minuman tanpa pemanis tambahan.
Jika ingin langsung mengonsumsi makanan berat, usahakan untuk menerapkan porsi makan seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan sayuran. Contoh menu berbuka puasa sehat bisa terdiri dari nasi, sayur, dan protein. Menu berbuka puasa dalam bentuk takjil sehat dan makanan berat ini dapat disesuaikan dengan selera dan kebutuhan tubuh Anda.
Berbuka puasa dengan takjil lalu berlanjut ke makanan berat sudah menjadi sebuah kebiasaan masyarakat Indonesia. Beragam menu berbuka puasa serta aneka kue dan kudapan ringan tradisional menambah kemeriahan meja makan selama bulan Ramadan. Namun, ada dampak kesehatan yang dapat terjadi terjadi jika sembarangan memilih makanan berat atau takjil berbuka puasa dan tidak menerapkan pola makanan sehat saat berbuka puasa. Mengonsumsi makanan berat setelah berbuka puasa berpotensi memicu masalah pencernaan, seperti maag, asam lambung, atau sembelit.
Tidak hanya dari makanan berat, takjil yang biasanya mengandung kadar gula tinggi juga bisa membuat kadar gula darah dan insulin tubuh meningkat. Jadi, mana yang lebih baik antara takjil dan makanan berat? Jika dikonsumsi secara moderat, menu berbuka puasa sehat dapat bermanfaat untuk tubuh. Tetapi, cara berbuka puasa yang baik dapat diawali dengan makanan ringan berupa takjil sehat yang tidak berlebihan.
Takjil sehat bisa dimakan sebagai pembuka hidangan. Setelah itu, upayakan untuk memberi jeda sekitar 30-60 menit sebelum lanjut mengonsumsi makanan berat seperti nasi. Menu berbuka puasa juga sebaiknya berupa makanan yang mudah dicerna oleh tubuh, seperti sup, soto, dan makanan berkuah lain. Waktu yang dianjurkan untuk mengonsumsi makanan berat adalah setelah tarawih dan dua jam sebelum tidur. Dengan mengikuti ide menu berbuka puasa yang sehat dan dikonsumsi di waktu yang tepat, sistem pencernaan memiliki waktu untuk bekerja dengan maksimal.
Memilih menu buka puasa yang baik dengan takjil sehat
Beberapa rekomendasi menu takjil sehat antara lain :
Sedangkan untuk ide menu berbuka puasa berupa makanan berat, dapat mengikuti anjuran isi piring sesuai Kemenkes RI, yaitu :
Dengan mengikuti anjuran ini, target makan sehat untuk berbuka puasa dengan asupan makanan tinggi gizi dan seimbang dapat terwujud.
Memilih menu buka puasa yang baik tidak hanya tentang apa yang Anda makan, tetapi juga kapan dan bagaimana Anda mengonsumsinya. Mulailah dengan takjil sehat dan ringan, lalu berikan jeda sesaat selama 20 hingga 30 menit, lanjutkan dengan makanan berat dengan nutrisi seimbang. Cara ini tidak hanya menjaga kesehatan Anda selama bulan puasa Ramadan, tapi juga memberi Anda kesempatan untuk menikmati menu berbuka puasa dengan lebih nyaman.
Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.
Error:
Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Kunjungi laman menarik lainnya:
Tentang Manulife
Manulife Indonesia melayani sekitar 2 juta nasabah di Indonesia