Efektif pada 31 Agustus 2024, Perubahan Data Kontak & Perubahan Alokasi Dana Investasi dialihkan melalui MiAccount. Informasi Selengkapnya.

Selengkapnya

Efektif pada 31 Agustus 2024, Perubahan Data Kontak & Perubahan Alokasi Dana Investasi dialihkan melalui MiAccount. Informasi Selengkapnya.

Selengkapnya
Lewati ke konten utama Lewati ke konten notifikasi
Back

Manfaat Mengajarkan Perencanaan Keuangan Sejak Dini

Mengelola uang adalah salah satu keterampilan dasar yang perlu dimiliki setiap orang, bahkan telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bagian dari Gerakan Literasi Nasional. Studi dari Eastspring Investment tahun 2020 mencatat 95% dari 10.000 orang tua di Asia mengakui pentingnya literasi keuangan untuk anak tetapi 51% dari mereka tidak yakin apakah didikan mereka berhasil.

Rencanakan Perlindungan Anda dengan Kami

Mengajarkan perencanaan keuangan sejak dini bukanlah tentang jumlah uang yang dimiliki tapi bagaimana menggunakannya dengan baik. Setiap anak perlu diajarkan bahwa uang tidak didapatkan begitu saja, namun untuk mendapatkannya perlu dilakukan sebuah usaha terlebih dahulu, misalnya dengan bekerja yang memerlukan pikiran, tenaga, dan waktu. Anak-anak akan lebih mudah mengerti akan nilai uang saat mereka juga mengerti usaha yang perlu dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini juga bisa mencegah kebiasaan boros pada anak.

Dengan mengajak anak untuk mengatur dan mengalokasikan uang misalnya dengan uang jajan, dapat melatih kemampuan pengelolaan yang juga bisa bermanfaat untuk berbagai aspek kehidupan lainnya. Kemampuan pengelolaan dan alokasi dapat bermanfaat untuk mengajarkan tentang pentingnya menentukan prioritas dari sumber keuangan yang terbatas.

Meskipun orang tua tidak menanamkan soal finansial kepada anak, namun anak akan menemukan caranya sendiri untuk mengelola uang. Akan tetapi tanpa arahan yang tepat, mereka dapat mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya dan berdampak mengalami kerugian finansial yang fatal. Tentu orang tua ingin anak hidup layak dan mandiri serta terhindar dari kemungkinan buruk seperti ini. Karena itu, edukasi dan keterlibatan orang tua adalah jalan terbaik untuk mencapainya.

Mengajarkan Perencanaan Keuangan Pada Anak

Mengajarkan anak berarti membentuk pola pikir, perilaku, dan kebiasaan yang akan dibawanya hingga dewasa. Anak lebih mudah belajar dan dibentuk pola pikirnya saat mereka masih kecil. Pola pikir inilah yang akan menjadi perilaku dan kebiasaan yang akan terus dilakukan seumur hidup. Tidak menanamkan kebiasaan finansial yang baik pada anak berakibat anak tumbuh menjadi dewasa yang tidak mampu mengelola uangnya sendiri dan bergantung secara finansial. Orang tua tak perlu kuatir soal mengajarkan keuangan akan terlalu berat untuk dipahami anak karena bisa diajarkan secara bertahap. 

Untuk mengenalkan anak pada konsep uang, biarkan anak mengetahui bahwa penggunaannya tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Biarkan mereka melihat dan menirukan Anda membayar atau saat melakukan transaksi, menyimpan uang di dompet, atau mengambil uang tunai di ATM. Kemudian secara bertahap dan perlahan, kenalkan mereka dengan pengelolaan keuangan mulai dari yang paling dasar. Ketika anak mulai belajar berhitung di usia 3-6 tahun, gunakan uang koin sebagai alat peraga saat mengajarkan mereka. Tujuannya agar anak familiar dengan uang, bentuk, dan nilainya. 

Begitu mereka memasuki usia sekolah dasar, uang jajan bisa menjadi sarana untuk belajar mengelola uang sendiri dan menabung. Memberikan mereka uang saku mingguan akan mengajarkan mereka cara berhemat dan menyimpan uang untuk kebutuhan di masa depan. Saat mereka sudah mampu mengelolanya dan cukup usia, tingkatkan tantangan dengan uang saku bulanan.

Berikut Beberapa Tips Menyusun Rencana Keuangan Bersama

1. Biarkan anak mencoba sendiri 

Agar anak lebih memahami apa yang Anda ajarkan, mereka perlu melakukannya sendiri. Dengan begitu, mereka akan tahu apa saja konsekuensi dari pilihan mereka dan bisa belajar dari situ. Namun, sebelum membiarkan anak mencoba sendiri, Anda perlu menjelaskan hal-hal dasar terlebih dahulu.  

2. Mengajak anak berbelanja

Mengajak anak berbelanja juga bisa menjadi cara mengajarkan perencanaan keuangan sejak dini untuk mereka. Saat anak sudah lebih besar, minta anak bantu menyusun daftar belanjaan dan membandingkan harga untuk memberikan mereka gambaran cara mendapatkan barang dengan biaya paling efisien. Tunjukkan juga proses pembayaran di kasir agar anak paham bahwa semua barang yang dimiliki merupakan hasil upaya yang tidak datang begitu saja.

3. Membelikan anak celengan 

Mengajarkan anak menabung adalah salah satu hal paling sederhana yang bisa Anda ajarkan. Ketika mereka ingin membeli sesuatu, jelaskan bahwa Anda tidak akan memberinya begitu saja dan mereka harus membelinya dengan uang sendiri. 

Anak lebih mudah mengerti rencana jangka pendek seperti membeli mainan daripada untuk masa depan. Setiap kali mereka mendapat uang, ingatkan untuk menyisihkan sebagian untuk ditabung. Untuk anak usia dini, celengan fisik akan lebih menarik karena mereka bisa melihat langsung perubahan jumlah uang yang dimiliki. Saat mereka sudah memahami konsep yang lebih kompleks, buatkan rekening di bank dan jelaskan proses menabungnya.

4. Menggunakan aplikasi

Untuk anak yang sudah memiliki ponsel dan diberikan uang saku mingguan atau bulanan, Anda bisa mengunduhkan aplikasi yang bisa membantu mereka belajar mengelola uang. Misalnya aplikasi untuk pencatatan transaksi uang saku. Sistem aplikasi yang menghitung secara otomatis

 sehingga sedikit kemungkinan terjadi salah hitung.

5. Mengajarkan berbagi

Selain tentang mengumpulkan dan menggunakan uang, berbagi juga salah satu poin dalam pengelolaan finansial. Menyisihkan sebagian uang untuk bersedekah memiliki nilai yang tak kalah penting, termasuk menabung untuk membeli sesuatu untuk orang lain. Nilai berbagi ini mengajarkan anak bahwa kita hidup berdampingan dan tidak akan mencapai kesejahteraan bersama jika masih ada yang mengalami kesulitan

Menggunakan Permainan untuk Mengajarkan Perencanaan Keuangan Sejak Dini

Cara lain yang efektif dalam mengedukasi anak adalah membiarkan mereka mengalaminya sendiri melalui simulasi seperti permainan. Anak-anak lebih senang bermain daripada belajar sehingga cara ini tidak membuat mereka merasa terbebani. Ajak mereka bermain menjadi kasir atau membuka toko. Jalankan transaksi semirip mungkin dengan yang sebenarnya sehingga gagasan tentang nilai, proses, dan upaya yang dilakukan untuk mendapatkan uang. Bagi anak berusia 8 tahun ke atas, permainan monopoli cocok untuk mengenalkan mereka cara mengelola uang dan berinvestasi.

Teknologi juga bisa membantu anak belajar sambil bermain. Banyak permainan sederhana di ponsel atau tablet yang menggunakan konsep transaksi dengan mata uang simulasi untuk meningkatkan kemampuan pemain atau naik level, contohnya The Sims atau Chicken Porridge Express  Dengan begitu, pemain harus berupaya ‘menabung’ agar bisa terus melanjutkan permainan. Tentu waktu bermain mereka perlu diawasi agar tidak berlebihan atau bertransaksi menggunakan uang asli.

Untuk anak yang sudah memiliki uang saku mingguan atau bulanan, aplikasi yang bisa membantu mereka belajar mengelola uang adalah pencatatan transaksi uang saku. Aplikasi bisa menghitung secara otomatis sehingga sedikit kemungkinan terjadi salah hitung.

Selain tentang mengumpulkan dan menggunakan uang, berbagi juga salah satu poin dalam pengelolaan finansial. Menyisihkan sebagian uang untuk bersedekah memiliki nilai yang tak kalah penting, termasuk menabung untuk membeli sesuatu untuk orang lain. Nilai berbagi ini mengajarkan bahwa manusia hidup berdampingan dan tidak akan mencapai kesejahteraan bersama jika masih ada yang mengalami kesulitan.

Pengelolaan Keuangan Yang Lebih Baik

Kunci keberhasilan mengajarkan perencanaan keuangan sejak dini pada anak adalah melakukannya secara jelas dan konsisten. Anak cenderung mencontoh perilaku orang tua sehingga penting untuk Anda menunjukkan perilaku yang sesuai dengan yang Anda ajarkan. Anak tidak akan memiliki kebiasaan hemat jika orang tua menunjukkan perilaku boros. 

Pengelolaan uang memang bukan hal yang mudah, bahkan untuk orang dewasa sekalipun. Menanamkan ilmu finansial yang baik pada anak secara tidak langsung menjadi pembelajaran ulang bagi dewasa. Meski terasa berat, hal ini akan menjadi investasi tak ternilai untuk masa depan anak. Bahkan bukan tidak mungkin Anda akan mencegah anak melahirkan sandwich generation di masa mendatang.

Hubungi Life Planner Kami!

  • Saya

    Manulife

  • Saya setuju memberikan data pribadi Saya kepada Manulife Indonesia dan telah membaca Kebijakan Privasi Manulife Indonesia. Selanjutnya, Saya bersedia untuk dihubungi oleh Manulife Indonesia melalui media komunikasi pribadi Saya sesuai hari dan jam operasional yang berlaku di Manulife Indonesia.

  • Dengan ini Saya setuju memberikan data pribadi Saya kepada Manulife Indonesia dan Saya memberikan persetujuan kepada Manulife Indonesia untuk menghubungi Saya melalui media komunikasi pribadi Saya untuk memperoleh penawaran atas produk Manulife Indonesia dan/atau kegiatan pemasaran lainnya

  • Ini adalah kolom yang harus diisi
  • Terima kasih telah menghubungi Manulife Indonesia.

    Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.

     

    Siap Menunggu

    Error Page

    Wah, tampaknya ada yang salah!

    Error: 

    Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.

    Terima kasih telah menghubungi Manulife Indonesia.

    Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.

     

    Siap Menunggu

    Error Page

    Wah, tampaknya ada yang salah!

    Error: 

    Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.

    Temukan Artikel Lainnya


    Tentang Manulife

    Manulife Indonesia melayani sekitar 2 juta nasabah di Indonesia

    Selengkapnya


    Layanan

    Layanan Digital Manulife

    Selengkapnya


    Artikel

    Kumpulan artikel Manulife Indonesia.

    Lihat Artikel Lainnya