Mungkin kita pernah merasakan momen dimana ada uang di tabungan dan penghasilan rutin masuk tiap bulan, tetapi hati tidak tenang dan bahkan khawatir harta yang ada tidak cukup untuk menjamin masa depan? Atau pernah cemas karena memiliki aset yang cukup banyak tetapi masih merasa belum mapan?
Istilah mapan sering kali disalahartikan sebagai pendapatan besar atau aset yang melimpah. Padahal, definisi mapan yang sesungguhnya bukanlah jumlah harta semata, tetapi mencakup kestabilan keuangan jangka panjang. Kemapanan bisa diraih melalui perencanaan matang dan manajemen risiko yang baik. Mapan juga berarti memiliki kontrol atas pengeluaran, kebebasan dari utang konsumtif, dan kemampuan diri untuk mempertahankan kesejahteraan jangka panjang. Inilah mengapa, ketika penghasilan tidak dikelola dengan benar, orang dengan penghasilan Rp 7 juta bisa lebih mapan daripada yang berpenghasilan Rp 27 juta.
Coba cek ciri-ciri di bawah, apakah ada pada diri kita? Jika ya, selamat! Berarti Anda telah menjadi orang yang mapan.
Yang tak kalah penting, orang mapan mampu memenuhi kebutuhan hidup tanpa tekanan finansial dan terbebas dari hutang konsumtif.
Mapan secara finansial memang bukan hal yang mudah untuk diwujudkan segera, namun ada beberapa hal yang bisa diusahakan dari sekarang. Coba cek beberapa langkah untuk memantapkan langkah menuju kemapanan berikut:
Pertama, susun manajemen keuangan pribadi dengan membuat anggaran realistis. Alokasikan penghasilan untuk kebutuhan pokok, tabungan, investasi, dan proteksi. Metode seperti 50/30/20 atau piramida perencanaan bisa menjadi landasan strategi yang mapan secara finansial. Jangan lupa untuk mengevaluasi anggaran secara berkala dan pastikan tetap selaras dengan kondisi saat ini.
Langkah kedua, mulailah menghindari utang konsumtif dan menabung untuk dana darurat. Membelanjakan uang yang tidak kita miliki untuk barang yang tidak kita perlukan adalah salah satu godaan terbesar dalam gaya hidup masa kini. Jika tidak terkendali, utang konsumtif seperti kartu kredit untuk memenuhi gaya hidup bisa mengakibatkan keuangan yang tidak sehat. Jika perlu berutang, prioritaskan penggunaannya hanya untuk hal produktif. Yang tak kalah penting, pertahankan rasio utang yang sehat serta siapkan dana darurat setara 3–6 bulan pengeluaran.
Terakhir dan sering terlupakan adalah mulai investasikan sebagian pendapatan sesegera mungkin. Hal ini penting dilakukan untuk melawan inflasi dan mempercepat pertumbuhan aset. Diversifikasi instrumen investasi penting, mulai dari reksa dana, saham, hingga deposito yang aman dan teregulasi OJK.
Kestabilan finansial sejati bukan soal seberapa besar penghasilan, melainkan bagaimana Anda bisa mengelola pendapatan tersebut dengan disiplin. Mapan bukan soal pendapatan. Tanpa disiplin dan strategi, pendapatan besar bisa justru membuat kesehatan finansial menjadi rentan. Alih-alih sekadar gaji besar, kontrol finansial yang disiplinlah yang akan memberikan rasa aman dan kemapanan.
Menjadi mapan bukan soal pendapatan besar, tetapi bagaimana Anda mengatur keuangan pribadi untuk menciptakan kestabilan jangka panjang. Mulailah hari ini dengan membuat rencana keuangan, mengelola arus kas secara disiplin, dan membangun aset produktif yang meningkat nilainya dari waktu ke waktu. Dengan strategi yang konsisten, arti mapan akan tercapai bukan karena pendapatan tinggi, tapi karena kematangan finansial yang sejati.
Tentang Manulife
Manulife Indonesia melayani sekitar 2 juta nasabah di Indonesia