Menikah Perlu Pertimbangan dan Persiapan yang Matang. Apa Saja yang Dapat Anda Lakukan Sebelum Hari Bahagia itu Datang?
Menikah merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup seseorang. Bukan hanya menyatukan dua individu yang berbeda, menikah adalah awal dari kehidupan berkeluarga dan komitmen seumur hidup. Hal ini membuat pernikahan bukan perkara mudah. Selain memerlukan kesiapan fisik dan mental, menikah juga harus ada persiapan keuangan.
Saat merencanakan pernikahan, tidak jarang pasangan hanya berfokus pada detail pesta atau upacara pernikahan. Padahal yang lebih penting justru terjadi setelah pesta berakhir, yaitu ketika Anda dan pasangan mulai menjalin awal kehidupan berumah tangga. Pastikan Anda tidak melewatkan beberapa persiapan berikut ini dalam perencanaan menikah Anda.
Saat masa perkenalan, Anda dan pasangan mungkin merasa cukup memahami satu sama lain dan saling mengerti kebutuhan emosional masing-masing. Tapi, saat menikah dan tinggal bersama, Anda akan menemukan perbedaan pendapat yang dapat berujung pada konflik. Tahukah Anda bahwa perselisihan jadi penyebab utama kasus perceraian di tanah air sepanjang tahun 2021? Hasil survey Databoks memperlihatkan ada 279.205 kasus perceraian yang dilatarbelakangi perseteruan atau konflik.
Mempersiapkan kondisi mental sebelum memutuskan menikah adalah hal yang penting agar Anda dapat menjalin komunikasi yang baik dan sehat sehingga perselisihan dengan pasangan dapat dihindari.
Yang pertama dan terpenting adalah mulai dengan mengenali diri sendiri. Pahami kondisi mental Anda, apa kelemahan dan kekurangan Anda, serta bagaimana respon Anda jika dihadapkan dengan konflik. Peneliti menemukan bahwa memahami diri sendiri dapat membantu seseorang untuk lebih mengerti dan bersimpati dengan apa yang orang lain rasakan. Dalam konteks pernikahan, hal ini bisa membantu Anda lebih paham dengan kepribadian pasangan Anda. Saling memahami dapat menghindarkan Anda dari konflik berkepanjangan.
Selain memahami diri sendiri, Anda juga dapat mempersiapkan kondisi mental dengan mengikuti kelas pembekalan pra-nikah atau membaca buku terkait pernikahan. Riset menyebutkan bahwa pendidikan pra-nikah dapat efektif mengurangi tingkat perceraian di kalangan pasangan muda. Pastikan Anda dan pasangan meluangkan waktu untuk sama-sama belajar, sehingga pernikahan yang akan dijalani dapat membawa kebahagian bagi kedua belah pihak.
Baca Juga: Asuransi Kesehatan Keluarga Yang Tepat Untuk Pasangan Baru
Diskusikan dengan pasangan Anda terkait ekspektasi sebelum melangsungkan pernikahan. Kedua belah pihak harus terbuka tentang apa yang diharapkan setelah menikah. Misalnya, terkait dengan pembagian peran dan tanggung jawab dalam rumah tangga. Siapa yang akan menjadi pencari nafkah utama? Siapa yang mengurus domestik rumah tangga. Hal ini terdengar sederhana, namun jika tidak didiskusikan akan memicu konflik karena yang dialami setelah menikah tidak sesuai dengan ekspektasi.
Selain pembagian peran, ekspektasi terkait anak juga harus didiskusikan. Apakah Anda dan pasangan berekspektasi untuk memiliki anak di tahun pertama pernikahan atau menundanya sampai beberapa tahun? Atau mungkin Anda mempertimbangkan pernikahan tanpa anak atau childfree? Semua ini harus dapat Anda bahas secara jujur dan terbuka.
Membicarakan ekspektasi secara terbuka dapat menciptakan style komunikasi yang sehat dengan pasangan. Menurut Betterhealth, komunikasi yang baik adalah kunci terciptanya hubungan longlasting. Oleh karena itu, jika Anda ingin pernikahan yang langgeng, selalu ajak pasangan untuk berdiskusi dan membicarakan keinginan satu sama lain. Dengan begitu, Anda dapat saling menyesuaikan dengan ekspektasi dan keinginan masing-masing.
Baca Juga: Pentingnya Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini
Selain kondisi mental sehat dan saling keterbukaan, aspek finansial merupakan hal wajib yang harus diperhatikan. Hasil survey yang dirilis oleh Statista di tahun 2021 ini memperlihatkan bahwa masalah finansial adalah penyebab perceraian tertinggi kedua di Indonesia.
Sebelum membuat financial planning atau perencanaan keuangan, penting membicarakan kondisi keuangan masing-masing. Anda harus terbuka terhadap pasangan terkait kondisi finansial dan sampaikan pada pasangan jika saat ini Anda memiliki tanggungan ekonomi seperti menanggung biaya hidup orang tua, adik, atau saudara. Jika hal ini berlanjut setelah pernikahan, maka kemungkinan besar Anda dan pasangan akan menjadi sandwich generation dengan beban finansial ganda. Hal ini harus dikomunikasikan dengan baik agar tidak menimbulkan konflik rumah tangga di kemudian hari.
Konflik finansial semacam ini dapat dihindari dengan melakukan planning yang tepat. Menurut pakar keuangan, cara sederhana untuk mulai menyusun rencana finansial adalah dengan membaginya ke dalam 3 kategori tujuan finansial yaitu: short-term financial goal (tujuan finansial jangka pendek), mid-term financial goal (tujuan finansial jangka menengah), dan long-term financial goal (tujuan finansial jangka panjang).
Tujuan finansial jangka pendek berkaitan dengan sesuatu yang rutin Anda lakukan atau dapat dicapai dalam waktu kurang dari 3 tahun. Contohnya, membayar tagihan bulanan dan menabung untuk liburan.
Di sisi lain, tujuan finansial jangka menengah membutuhkan waktu lebih lama, yaitu antara 3 sampai 10 tahun. Contohnya yaitu menabung untuk membayar Down Payment rumah, memulai bisnis, melanjutkan studi, atau membeli kendaraan pribadi.
Yang terakhir adalah tujuan finansial jangka panjang yang juga tidak kalah pentingnya. Tujuan finansial ini perlu waktu lama dicapai, yaitu diatas 10 tahun. Tujuan finansial ini dapat Anda tentukan dengan pasangan untuk menjamin terpenuhinya kesejahteraan keluarga di masa depan. Beberapa contoh dari long-term financial goal seperti memiliki properti atau memiliki tabungan pensiun.
Nah, ada asuransi yang ditawarkan Manulife Indonesia bisa jadi pilihan untuk mencapai mid-term atau long-term financial goal Anda dan pasangan saat sudah menikah. MiAssurance Protection Plan (MiACTION) misalnya, adalah salah satu produk unggulan Manulife yang punya 3 keuntungan utama untuk memberikan jaminan bagi Anda dan keluarga.
Pertama, Anda bisa mendapatkan manfaat pembayaran tunai tahunan yang pasti akan diberikan mulai dari tahun ke-6 sampai dengan tahun ke-20. Kedua, tersedia manfaat akhir masa pertanggungan hingga sebesar 675% dari premi dasar tahunan yang dibayarkan. Ketiga, Anda juga mendapatkan perlindungan jiwa selama 20 tahun. Semua manfaat ini akan Anda dapatkan melalui MiACTION dari Manulife Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa menikah perlu persiapan. Namun dengan melakukan diskusi bersama pasangan, Anda dan pasangan dapat lebih bijaksana menyikapi risiko masalah rumah tangga.. Tidak ada yang dapat memastikan masa depan Anda dan pasangan, tetapi cara terbaik memprediksinya adalah dengan melakukan persiapan sedari sekarang.
Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.
Error:
Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Kunjungi laman menarik lainnya:
Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.
Error:
Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Kunjungi laman menarik lainnya:
Tentang Manulife
Manulife Indonesia melayani sekitar 2 juta nasabah di Indonesia