Peralihan Transaksi ke MiAccount

Berbagai transaksi kini dapat dilakukan secara online melalui MiAccount, efektif 7 November 2022, Customer Service Manulife Indonesia akan membantu peralihan ke MiAccount. Registrasikan diri Anda sekarang melalui mi-account.manulife.co.id/registerInformasi Selengkapnya.

Selengkapnya
Peralihan Transaksi ke MiAccount

Berbagai transaksi kini dapat dilakukan secara online melalui MiAccount, efektif 7 November 2022, Customer Service Manulife Indonesia akan membantu peralihan ke MiAccount. Registrasikan diri Anda sekarang melalui mi-account.manulife.co.id/registerInformasi Selengkapnya.

Selengkapnya
Memastikan
Lewati ke konten utama Lewati ke konten notifikasi
Back

Kenali Risiko Impulsive Buying dan Perilaku Konsumtif 

Istilah impulsive buying atau belanja impulsif belakangan sering muncul dalam pembahasan mengenai perencanaan keuangan. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan impulsive buying? 

Rencanakan Perlindungan Anda dengan Kami

Berbeda dari perilaku konsumtif yang berarti mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, impulsive buying atau belanja impulsif artinya belanja berdasarkan keinginan sesaat dan tanpa pikir panjang. Jika Anda melihat sebuah barang sedang diskon setengah harga dan langsung membeli walau tidak membutuhkannya, maka Anda melakukan impulsive buying.

Riset dari The Trade Desk pada tahun 2021 menunjukkan 64% orang Indonesia yang terbiasa berbelanja online beberapa kali dalam seminggu sebenarnya mengaku sebagai pembeli yang berencana. Namun, pada musim belanja online, sebagian besar pembeli berencana ini berubah menjadi pembeli impulsif, di mana 42% di antaranya mengakui berbelanja lebih banyak pada saat musim diskon.

Apa Penyebab Impulsive Buying?

Ada banyak faktor pendorong untuk berbelanja impulsif. Riset juga menunjukkan bahwa 48% orang yang rutin berbelanja online menemukan promo dan informasi diskon dari iklan yang tayang di platform over-the-top (OTT). Bahkan kegiatan menonton film atau serial pun bisa menjadi faktor pendorong baru untuk berbelanja.

Faktor eksternal yang bisa memengaruhi Anda untuk berbelanja, antara lain:

  •  Bentuk dan warna kemasan produk yang menarik
  •  Penataan produk, luas ruangan, dan aroma di toko

Selain itu, ada juga faktor internal yang mendorong Anda untuk berbelanja, seperti:

  1. Keinginan untuk memamerkan sesuatu di media sosial.
  2. Rasa gengsi.
  3. Kondisi mental yang goyah.
  4. Rendahnya pertimbangan atas kondisi dan perencanaan keuangan.
  5. Sifat materialisme yang ingin membangun citra diri melalui barang kepemilikan.
  6. Suasana hati yang buruk, keinginan untuk menghadiahi diri sendiri setelah bekerja keras (self-reward).

Bagaimana Cara Mencegah Impulsive Buying

Pemahaman yang rasional dan literasi keuangan yang cukup akan membentengi Anda dari berbagai godaan keinginan. Begitu memahami pentingnya kondisi finansial yang sehat, Anda akan berpikir dua kali sebelum memasukkan barang ke keranjang belanja. Ketika Anda bisa memahami perbedaan kebutuhan dan keinginan, Anda tak akan terpengaruh dengan kemasan menarik, rayuan influencer, bahkan diskon besar-besaran sekalipun.

Salah satu kunci untuk mencegah belanja impulsif adalah perencanaan keuangan yang matang. Buatlah anggaran yang memprioritaskan hal-hal esensial dan ikuti rencana tersebut dengan disiplin sehingga sulit untuk melakukan impulsive buying. Membuat anggaran untuk alokasi harian, mingguan, hingga tahunan juga membantu Anda bisa melacak pengeluaran dan mengevaluasi keuangan secara berkala. 

Selain itu, pisahkan budget berdasarkan Kebutuhan dan Keinginan. Kebutuhan harus menjadi prioritas karena akan mengganggu kehidupan Anda jika tidak dipenuhi. Tanamkan bahwa kebiasaan impulsive berkedok ‘self-reward’ dapat menyusahkan diri sendiri.

Baik impulsive buying ataupun perilaku konsumtif bisa terjadi pada siapa saja bahkan tanpa disadari. Umumnya seseorang baru menyadari dirinya telah melakukan banyak pembelian berdasarkan keinginan ketika keuangan mulai terganggu dan kesulitan memenuhi kebutuhan utama.

Dampak finansial dari impulsive buying dan perilaku konsumtif bisa menyebabkan terhambatnya aliran kas dan utang konsumtif. Jika terjadi risiko pada Anda dalam kondisi ini, beban finansial yang harus Anda tanggung juga akan sangat berat.

Alokasikan pendapatan Anda untuk dana darurat dan asuransi yang dapat melindungi finansial Anda saat risiko kehidupan terjadi. Kebutuhan Anda saat ini dan di masa depan perlu diutamakan untuk memelihara kesejahteraan. 

Hubungi Life Planner Kami!

  • Saya

    Manulife

  • Saya setuju memberikan data pribadi Saya kepada Manulife Indonesia dan telah membaca Kebijakan Privasi Manulife Indonesia. Selanjutnya, Saya bersedia untuk dihubungi oleh Manulife Indonesia melalui media komunikasi pribadi Saya sesuai hari dan jam operasional yang berlaku di Manulife Indonesia.

  • Dengan ini Saya setuju memberikan data pribadi Saya kepada Manulife Indonesia dan Saya memberikan persetujuan kepada Manulife Indonesia untuk menghubungi Saya melalui media komunikasi pribadi Saya untuk memperoleh penawaran atas produk Manulife Indonesia dan/atau kegiatan pemasaran lainnya

  • Ini adalah kolom yang harus diisi
  • Terima kasih telah menghubungi Manulife Indonesia.

    Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.

     

    Siap Menunggu

    Error Page

    Wah, tampaknya ada yang salah!

    Error: 

    Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.

    Terima kasih telah menghubungi Manulife Indonesia.

    Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.

     

    Siap Menunggu

    Error Page

    Wah, tampaknya ada yang salah!

    Error: 

    Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.

    Temukan Artikel Lainnya


    Tentang Manulife

    Manulife Indonesia melayani sekitar 2 juta nasabah di Indonesia

    Selengkapnya


    Layanan

    Layanan Digital Manulife

    Selengkapnya


    Artikel

    Kumpulan artikel Manulife Indonesia.

    Lihat Artikel Lainnya