Lewati ke konten utama Lewati ke konten notifikasi
Back

Pneumonia - Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Banyak orang menyepelekan penyakit flu, padahal itu bisa menjadi gejala awal dari sebuah penyakit lain yang lebih serius, seperti pneumonia. Gejalanya hampir mirip tapi jika tidak diketahui sejak awal bisa berbahaya hingga mengancam keselamatan jiwa. Kasus kematian akibat pneumonia juga kian meningkat tiap tahunnya. Sebelum terlambat, ketahui serba-serbi pneumonia di sini!

Rencanakan Perlindungan Kesehatan Anda dengan Kami

Apa Itu Pneumonia?

Pneoumonia adalah infeksi yang mengakibatkan peradangan pada paru-paru, tepatnya di bagian kantung udara (alveoli). Kondisi pneumonia dapat membuat alveoli terisi nanah atau cairan yang berujung pada batuk berdahak atau kering dan bisa disertai demam, menggigil hingga kesulitan bernapas.

Di Indonesia, data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023 menemukan bahwa prevalensi pneumonia mencapai 2% pada balita. Penyakit ini juga masuk dalam 10 besar penyebab kematian di Indonesia, terutama bagi balita dan kelompok usia lanjut.

Penyebab Pneumonia

Penyebab penyakit pneumonia dapat berasal dari berbagai faktor, seperti bakteri, virus atau jamur.

Pada bakteri, terdapat varian Streptococcus pneumoniae yang paling sering menjadi penyebab utama pneumonia bakterial pada orang dewasa.

Sedangkan virus bisa berasal dari influenza, SARS-CoV-2 (COVID-19), dan respiratory syncytial virus (RSV).

Terakhir, jamur bisa mengakibatkan pneumonia pada individu yang memiliki sistem imun lemah. Pasalnya, sistem kekebalan tubuh memiliki peran penting dalam melawan infeksi pada tubuh. Imun yang lemah bisa disebabkan oleh malnutrisi, penyakit kronis seperti diabetes atau HIV, atau karena usia lanjut.

Selain itu, faktor lingkungan seperti polusi udara atau ventilasi rumah yang buruk juga dapat meningkatkan terjadinya.

Gejala Pneumonia

Ciri ciri pneumonia bisa dikenali dari gejala yang muncul, baik pada orang dewasa maupun anak-anak, antara lain:

  • Demam tinggi disertai lemas
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Kesulitan bernapas atau napas cepat

Gejala ringan dan berat bisa dibedakan dari kondisi yang dialami pasien. Jika mengalami batuk ringan, demam rendah, dan tidak ada sesak berat, tandanya gejala pneumonia masih ringan.

Namun jika sudah mengalami sesak napas berat, saturasi oksigen rendah dibawah 94%, kesadaran menurun dan kulit mulai membiru, maka gejalanya sudah berat.

Kondisi dengan gejala berat harus segera ditangani dan mencari pertolongan medis sebab jika tidak bisa mengancam keselamatan pasien.

Pengobatan Pneumonia

Pneumonia dapat diatasi dengan pengobatan secara medis dan perawatan di rumah untuk pencegahan komplikasi.

Untuk pneumonia bakterial, para tenaga kesehatan umumnya akan memberikan resep antibiotik Sedangkan jika pneumonia disebabkan oleh virus, biasanya akan diberikan pengobatan antivirus. Pemasangan oksigen diperlukan untuk pasien dengan kondisi saturasi yang rendah.

Saat berlanjut perawatan di rumah, pasien pneumonia sebaiknya melakukan beberapa hal ini:

  • Istirahat dan konsumsi cairain tubuh yang cukup
  • Konsumsi makanan bergizi
  • Hindari rokok dan polusi udara sejenis
  • Gunakan air humidifier jika udara di ruangan kering

Meskipun infeksi utama pada pneumonia sudah diobati, banyak pasien terutama lansia yang mengalami penurunan fungsi paru disertai kelelahan sehingga membutuhkan rehabilitasi pasca-pneumonia.

Rehabilitasi ini dapat dilakukan untuk mempercepat pemulihan, mencegah komplikasi, dan mengembalikan energi untuk berakivitas seperti biasanya. Bentuknya bisa berupa fisioterapi paru, pemantauan fungsi paru, atau latihan pernapasan

Pencegahan Pneumonia

Ada beberapa cara mencegah pneumonia yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko tertular, seperti:

  1. Vaksinasi
    Vaksin bisa menjadi cara efektif untuk beberapa jenis pneumonia, terutama yang disebabkan oleh virus dan bakteri tertentu. Misalnya vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) untuk mencegah infeksi Streptococcus pneumoniae, vaksin Influenza sebagai antispasi flu yang kerap menjadi pintu masuk infeksi pneumonia. Lalu vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe B) yang cukup penting terutama untuk bayi dan anak kecil. Ada juga vaksin COVID-19 yang dapat mengurangi risiko pneumonia akibat virus SARS-CoV-2.
  2. Menjaga kebersihan diri
    Penularan virus, bakteri, dan jamur bisa terjadi melalui kontak fisik dengan orang yang tertular maupun barang-barang di sekitar. Menjaga kebersihan diri dapat mengurangi risiko penularan. Pastikan untuk rutin mencuci tangan dengan sabun, menghindari menyentuh wajah dengan tangan yang koto dan belum dicuci bersih. Gunakan juga masker jika sedang sakit atau berada di tempat yang ramai, ini dapat mengurangi potensi tertularnya pneumonia dari orang yang tidak dikenal.
  3. Terapkan pola hidup sehat
    Saat imun tubuh kuat, potensi terluar pneumonia akan mengecil. Imun yang kuat bisa dihasilkan dari menerapkan pola hidup sehat, seperti tidur cukup selama 7-8 jam per hari, rajin berolahraga, minum cukup air, konsumsi makanan bergizi seimbang dan tinggi vitamin, serta mengelola stres dengan baik.

Selain melakukan pencegahan di atas, pastikan juga untuk memiliki perlindungan kesehatan yang memadai, jika di kemudian hari Anda membutuhkan pengobatan saat terjangkit penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan menyiapkan proteksi kesehatan yang mampu memberikan perlindungan terhadap kondisi medis, salah satunya pneumonia.

Asuransi kesehatan yang dapat memberikan perlindungan kesehatan bagi Anda dan keluarga, salah satunya adalah MiUltimate HealthCare yang memiliki manfaat fasilitas kesehatan berkualitas dan perlindungan komprehensif. Memastikan Anda dan keluarga terbebas dari rasa khawatir akan beban biaya rumah sakit.

Agar terhindar dari inflasi gaya hidup dibutuhkan pengendalian diri dari konsumsi emosional, kadang Anda belanja bukan karena membutuhkan, namun factor stress, bosan atau validasi sosial dapat memicu Tindakan impulsive yang membuat Anda sulit membedakan mana kebutuhan dan keinginan 

Hubungi Life Planner Kami!

Hubungi Kami Sekarang!

 

  • Saya

    Manulife

  • Saya menyatakan bahwa Saya telah membaca, memahami dan menyetujui:

    1. Saya telah membaca dan memahami kebijakan privasi  Manulife  Indonesia  yang dapat diakses dengan mengklik  tautan Kebijakan Privasi

    2. Saya telah memahami mengenai tujuan dan konsekuensi dari pengumpulan dan pemrosesan data pribadi Saya (termasuk kepada siapa saja data pribadi Saya akan dibagikan) serta hak Saya sebagai subjek data pribadi.

    3. Saya memberikan persetujuan Saya kepada Manulife Indonesia untuk melakukan pengumpulan dan pemrosesan data pribadi Saya, untuk tujuan pemrosesan data pribadi dalam kebijakan privasi Manulife Indonesia dimana persetujuan yang sah diperlukan sebagai dasar hukum untuk pemrosesan.

  • Dengan ini Saya setuju memberikan data pribadi Saya kepada Manulife Indonesia dan Saya memberikan persetujuan kepada Manulife Indonesia untuk menghubungi Saya melalui media komunikasi pribadi Saya untuk memperoleh penawaran atas produk Manulife Indonesia dan/atau kegiatan pemasaran lainnya

  • Ini adalah kolom yang harus diisi
  • Terima kasih telah menghubungi Manulife Indonesia.

    Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.

     

    Siap Menunggu

    Error Page

    Wah, tampaknya ada yang salah!

    Error: 

    Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.

    Temukan Artikel Lainnya


    Tentang Manulife

    Manulife Indonesia melayani sekitar 2 juta nasabah di Indonesia

    Selengkapnya


    Layanan

    Layanan Digital Manulife

    Selengkapnya


    Artikel

    Kumpulan artikel Manulife Indonesia.

    Lihat Artikel Lainnya