Menyusun skala prioritas adalah hal yang penting dalam pengelolaan keuangan dan meningkatkan kekuatan finansial. Banyak orang merasa kesulitan dengan cara berhemat mengelola pendapatan yang mereka miliki. Situasi itu pada akhirnya sering membuat seseorang tidak mampu menyisihkan pendapatan untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari.
Paparan media sosial juga merupakan salah satu faktor yang memberikan dampak pada kondisi finansial. Tidak jarang orang dengan pendapatan besar berakhir dengan keuangan defisit karena tidak dapat membedakan prioritas kebutuhan dan kesulitan menerapkan cara berhemat yang tepat. Pengeluaran yang sifatnya konsumtif dan gaya hidup tidak dikelola. Bahkan tidak sedikit yang terjebak utang konsumtif.
Di sisi lain, kalangan dengan pendapatan lebih kecil nyatanya masih banyak yang mampu rutin menabung atau berinvestasi karena pengelolaan keuangannya lebih matang. Kalangan ini bisa menerapkan cara berhemat yang sehat tanpa terjebak sifat pelit.
Mengelola keuangan memang membutuhkan seni tersendiri. Ketika seni pengelolaan keuangan sudah dipahami dan dikuasai, pendapatan besar atau kecil pada akhirnya menjadi relatif. Cara berhemat juga bisa dijalankan lebih nyaman tanpa perlu menjalankan hidup “serba ngirit” atau serba perhitungan.
Salah satu kunci mendasar agar pengelolaan keuangan Anda bisa sehat dan membantu cara berhemat dengan nyaman adalah dengan membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
Pengendalian diri dari cara hidup hemat, tidak serta merta sekadar mengatur keinginan saja, namun Anda perlu juga membuat rencana terbaik yang sesuai agar kesehatan finansial tercapai.
Dengan memahami perbedaan keinginan dan kebutuhan, Anda bisa lebih mudah membuat skala prioritas pengeluaran yang lebih komprehensif.
Setelah mengetahui jenis dan perbedaan kebutuhan, Anda bisa lebih mudah menyusun budget sesuai pendapatan saat ini dan dapat menjalankan cara berhemat secara lebih realistis.
Anda bisa membagi budget dengan pembagian secara umum 40:25:20:5 terdiri atas 40% pendapatan untuk menutup kebutuhan dasar dan semi dasar. Lalu, 25% untuk kebutuhan wajib. Sebesar 20% untuk kebutuhan masa depan, lalu sisanya 5% untuk kebutuhan gaya hidup.
Dari garis besar pengelompokan itu, Anda dapat memperinci berapa alokasi budget untuk tiap pos. Contoh berhemat misalnya, pendapatan Anda saat ini Rp 10 juta per bulan sehingga alokasi budget untuk kebutuhan dasar dan semi dasar adalah Rp 4 juta, lalu sebanyak Rp 2,5 juta untuk menutup kebutuhan wajib. Sebanyak Rp 2 juta untuk kebutuhan masa depan dan Rp 500.000 untuk gaya hidup.
Perinciannya bisa lebih mendetail lagi untuk masing-masing pos kebutuhan. Misal, untuk pos kebutuhan wajib, dapat Anda perinci untuk pembayaran uang sekolah anak berapa, lalu bayar cicilan utang berapa dan lain sebagainya. Begitu juga dengan pos kebutuhan masa depan, dapat Anda detilkan berdasarkan tujuan keuangan yang Anda miliki.
Misalnya, untuk kebutuhan proteksi pendapatan dengan asuransi yang tepat dan memberikan solusi 3 in 1 yaitu Proteksi Jiwa, Investasi dan Juga Perlindungan Kesehatan untuk Kenyamanan hidup Anda dan Keluarga melalui MiSmart Insurance Solution, Anda dapat menyiapkan dari pos tersebut.
Dengan mengetahui perincian seperti itu, Anda kini akan lebih aware dalam mengelola pendapatan. Cara berhemat pun bisa dijalankan lebih sadar serta realistis sesuai kondisi keuangan. Tanpa memahami prioritas kebutuhan, seseorang akan selalu kesulitan mengelola keuangan bahkan bingung menerapkan cara berhemat yang tepat. Sebaliknya, dengan mengetahui needs vs wants dan memiliki skala prioritas, keuangan bisa dikelola secara sehat dan hidup tetap nyaman.
Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.
Error:
Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Kunjungi laman menarik lainnya:
Manulife Indonesia melayani sekitar 2 juta nasabah di Indonesia