Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan Sebagai Perlindungan Finansial Keluarga

Setiap orang pasti ingin mewujudkan kehidupan yang tenang, nyaman dan sejahtera bagi orang-orang yang ia cintai. Bagi orang tua, misalnya, ia tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya mulai dari rumah yang nyaman, kecukupan gizi dan perlindungan kesehatan, sampai pendidikan yang terbaik. 

Untuk kesana, pertama-tama seseorang perlu bekerja keras dan memiliki pendapatan yang bisa ia gunakan untuk menutupi berbagai kebutuhan sebagai perlindungan finansial. Namun, memiliki pendapatan yang memadai saja ternyata tidak cukup untuk mewujudkan kehidupan yang tenang dan sejahtera. 

Ada banyak kasus di mana seseorang dengan pendapatan yang relatif besar, nyatanya tidak menjamin perlindungan finansial dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi keluarganya. Terjerat utang konsumtif, kesulitan mengendalikan pengeluaran gaya hidup, hingga ketidaksiapan mengantisipasi pengeluaran besar tak terduga yang mengakibatkan guncangan keuangan. Misalnya, kejadian sakit yang menguras banyak biaya, kehilangan pekerjaan, terhentinya nafkah utama keluarga, dan lain sebagainya.

Perlu pengelolaan keuangan yang sehat serta perencanaan keuangan yang matang supaya upaya mewujudkan perlindungan finansial dan kesejahteraan keluarga bisa lebih mungkin tercapai. Selain itu, dua hal tersebut juga dapat membantu Anda memastikan kesejahteraan serta stabilitas keuangan keluarga menjadi lebih berkelanjutan.

Pada dasarnya perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan keuangan seperti pembelian rumah, dana pendidikan anak, perencanaan pensiun dan lain-lain, melalui manajemen keuangan terintegrasi dan terencana. Tujuan utama perencanaan keuangan adalah agar tercipta kondisi bebas finansial yakni bebas utang, lunas KPR, terproteksi secara finansial dari risiko apapun yang mungkin terjadi dan mampu menutup kebutuhan hidup dari pendapatan pasif.

Mengacu pada pengertian tersebut, perencanaan keuangan bukanlah melulu persoalan investasi di instrumen pasar keuangan. Sebelum masuk ke tahap itu, pertama-tama seseorang perlu mengupayakan keuangannya sudah cukup sehat terlebih dulu. Salah satunya adalah dengan memastikan arus kas rutin lancar dan tidak mengalami defisit. 

Nah, bagaimana bila masih defisit? Ada dua hal yang bisa lakukan. Pertama, menambah pendapatan supaya defisit bisa tertutup dan tidak terus terjadi. Kedua, mengupayakan penghematan terutama untuk pos pengeluaran yang sifatnya tersier atau gaya hidup. 

Setelah arus kas positif, Anda bisa memulai rencana keuangan lebih dulu dengan membangun dana darurat yang penting sebagai shock breaker bila terjadi guncangan keuangan mendadak. Bangun dana darurat dengan cara menyisihkan minimal 10%-20% pendapatan sebagai tabungan dana darurat hingga nilainya memadai, rata-rata enam kali nilai pengeluaran rutin bulanan.

Tempatkan tabungan dana darurat di instrumen yang likuid (mudah dicairkan) seperti tabungan bank, deposito atau reksa dana pasar uang.

Proteksi Asuransi

Paralel dengan langkah membangun kecukupan dana darurat, Anda bisa memulai juga pemenuhan kebutuhan proteksi asuransi. Asuransi dibutuhkan untuk menutup risiko kerugian finansial dalam jumlah besar saat ada kejadian tak terduga di mana nilai kerugiannya kemungkinan akan sulit ditutup oleh dana darurat.

Pasalnya, dana darurat nilainya terbatas dan lebih diarahkan untuk menutup kebutuhan tak terduga yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Adapun asuransi diarahkan untuk menutup risiko finansial dalam nilai lebih besar yang kadangkala nilainya sulit diperkirakan.

Baca Juga : 3 Langkah Menuju Pensiun Sejahtera